My Gallery

Kamis, 14 Januari 2016

METODE INFERENSI



MAKALAH SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN
METODE INFERENSI


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Inferensi”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Berbasis Pengetahuan. Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Demikianlah makalah ini saya buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.




                                                                                    Bekasi, 13 November 2015
                                                                                             Hormat Kami,
                                                                                       
           Penyusun




 

Metode Inferensi

I.            TREES. LATTICE dan GRAPH

Tree (pohon) adalah suatu hierarki struktur yang terdiri dari Node (simpul/veteks) yang menyimpan informasi atau pengetahuan dan cabang (link/edge) yang menghubungkan node. Binary tree mempunyai 0,1 atau 2 cabang per-node.
o   Node tertinggi disebut root
o   Node terendah disebut daun


Tree merupakan tipe khusus dari jaringan semantic, yang setiap nodenya kecuali akar, mempunyai satu node orang tua dan mempunyai nol atau lebih node anak. Tree adalah kasus khusus dalam Graph. Graph dapat mempunyai nol atau lebih link di antara node dan tidak ada perbedaan antara orangtua dan anak.
Dalam graph, link dapat ditunjukkan berupa panah atau arah yang memadukan node dan bobot yang merupakan karakteristik beberapa aspek dari link.
Beberapa contoh graph sederhana:


II.            SPASI STATA dan SPASI PERMASALAHAN

 STATE SPACE

State adalah kumpulan karakteristik yg dapat digunakan untuk menentukan status.
State Space adalah rangkaian pernyataan yg menunjukkan transisi antara state dimana objek dieksprerimen

III.            AND-OR TREE dan GOALS

Dalam SP, untuk menemukan solusi problem dapat menggunakan rangkaian backward yaitu dengan tree AND-OR dan AND-OR-NOT
-       Banyak tipe system pakar menggunakan backward chaining untuk mendapatkan solusi dari permasalahan.
-       Salah satu tipe dari tree atau lattice yang digunakan dalam masalah representasi backward chaining adalah Pohon AND-OR.





Contoh :




LULUS Sid.Sarjana
Persyaratan
SKS =160
IPK >=2.0
Lulus
KURSUS
WORKSHOP
LULUS D3


  1. LOGIKA DEDUKTIF DAN SYLLOGISMS

Tipe-tipe Inferensi

a.      Deduction

Pemberian alasan logikal dimana kesimpulan harus mengikuti premis

b.      Induction

Inferensi dari khusus ke umum

c.       Intuition

Tidak ada teori yg menjamin. Jawabannya hanya muncul, mungkin dengan penentuan pola yg ada secara tidak disadari.

d.      Heuristic

Aturan yg didasarkan pada pengalaman

e.       Generate & Test

Trial dan error. Digunakan dgn perencanaan.

f.        Abduction

Pemberian alasan kembali dari kesimpulan yg benar ke premis .

g.      Default

Diasumsikan pengetahuan umum sebagai default

h.      Autoepistemic

Self-knowledge

i.        Nonmonotonic

Pengetahuan yg sebelumnya mungkin tdk benar jika bukti baru didapatkan

j.        Analogy

Kesimpulan yg berdasarkan pada persamaan untuk situasi yg lainnya.

Suatu logika argument adalah kumpulan dari pernyataan-pernyataan yang dinyatakan untuk dibenarkan sebagai dasar dari rantai penalaran. Salah satu jenis logika argunen adalah Silogisme.
Penalaran deduktif umumnya terdiri dari tiga bagian : premis mayor, premis minor dan konklusi. Premis disebut juga antecedent Konklusi/kesimpulan disebut juga consequent. Silogisme dapat direpresentasikan ke dalam bentuk aturan JIKA…..MAKA….. (IF…THEN…..),
Contoh :

JIKA siapapun yang dapat membuat Robot adalah pintar
DAN Jono dapat membuat robot
MAKA Jono adalah pintar

Silogisme klasik disebut categoricall syllogism (silogisme yang pasti). Premis dan konklusi didefinisikan sebagai statement yang pasti dari empat bentuk berikut :

Bentuk
Skema
Arti
A
Semua S adalah P
Universal Afirmative
E
Tidak S adalah P
Universal Negative
I
Beberapa S adalah P
Particular Afirmative
O
Beberapa S bukan P
ParticularNegative

Subjek dari konklusi S disebut bagian minor bila predikat konklusi P adalah bagian mayor. Premis terdiri dari premis mayor dan premis minor.
Contoh :
Premis mayor  : Semua M adalah P
Premis minor  : Semua S adalah M
Konklusi      : Semua S adalah P



Silogisme di atas adalah bentuk standar karena premis mayor dan minor sudah diketahui.
Contoh :
                     “Semua mikrokomputer adalah computer”
Subjeknya (objek yang digambarkan) adalah mikrokomputer.
Predikatnya (beberapa sifat subjek) adalah computer

M (middle term) adalah hal yang penting karena silogisme didefinisikan sedemikian sehingga konklusi tidak dapat disimpulkan dengan mengambil salah satu premis.
Q (quantifier) menggambarkan porsi dari kelas yang diketahui.
o   Quantifier “semua” dan “tidak” adalah universal karean menunjukkan keseluruhan kelas.
o   “beberapa” adalah khusus (particular) karena hanya menunjukkan satu bagian dari kelas yang diketahui.
Mood dari silogisme didefinisikan sebagai tiga huruf yang memberikan bentuk masing-masing premis mayor, minor dan konklusi.
Contoh :
                     Semua M adalah P
        Semua S adalah M
        \Semua S adalah P
menunjukkan suatu mood AAA-1

Ada 4 kemungkinan pola susunan istilah S, P dan M :


Figure 1
Figure 2
Figure 3
Figure 4
Premis Mayor
MP
PM
MP
PM
Premis Minor
SM
SM
MS
MS




Tidak selalu argument yang mempunyai bentuk silogisme merupakan silogisme yang valid.
Contoh : Silogisme tidak valid berbentuk AEE-1
Semua M adalah P
      Tidak  S adalah M
      \Tidak S adalah P

Semua mikrokomputer adalah computer
Bukan mainframe adalah mikrokomputer
\Bukan mainframe adalah computer

Diperlukan prosedur keputusan (decision procedure) untuk pembuktian validitas. Prosedur keputusan untuk silogisme dapat dilakukan menggunakan diagram venn tiga lingkaran yang saling berpotongan yang merepresentasikan S,P, M.

Contoh : Prosedur Keputusan untuk AEE-1
Semua M adalah P
      Tidak  S adalah M
      \Tidak S adalah P
            
a. Diagram Venn
b. Setelah Premis Mayor
c. Setelah Premis Minor
 





-       Contoh : Prosedur Keputusan untuk EAE-1
Tidak M adalah P
      Semua S adalah M
      \Tidak S adalah P

                     
a. Diagram Venn
b. Setelah Premis Mayor
c. Setelah Premis Minor
 


V.            ATURAN DARI INFERENSI

Diagram Venn tidak sesuai untuk argumen yang lebih kompleks karena sulit dibaca pada decision tree untuk silogisme. ogika proposisi memberikan pengertian lain dari penggambaran argumen.
Contoh :
Jika ada daya listrik, komputer akan bekerja
Ada daya
\ Komputer akan bekerja

A = ada daya listrik
B = komputer akan bekerja

Sehingga dapat ditulis :
           AàB
           A
           \ B
Bentuk umum Ponens / direct reasoning / law of detachment / assuming the antecedent

pàq
p                                             atau   pàq,   p;    \ q
\ q

Bentuk tersebut valid, karena argumen tersebut dapat ditunjukkan sebagai suatu tautologi.
                     ((pàq)Ùp) àq

Tabel Kebenaran Ponens :

p
q
pàq
((pàq)Ùp)
((pàq)Ùp) àq
T
T
T
T
T
T
F
F
F
T
F
T
T
F
T
F
F
T
F
T

Terdapat argumen yang menyerupai ponens namun perlu dibuktikan validitasnya.

Contoh :
Jika tidak kesalahan maka program dapat mengkompile
Program dapat mengkompile
\ Tidak ada kesalahan

pàq
q                                             atau   pàq,   q;    \ p
\ p

Tabel Kebenaran:
p
q
pàq
((pàq)Ùq)
((pàq)Ùq) àp
T
T
T
T
T
T
F
F
F
T
F
T
T
T
F
F
F
T
F
T
(Bukan Pones karena tidak bersifat Tautology)
Skema argumen lain :
pàq
~q                                          
\ ~p

Tabel Kebenaran:
p
q
pàq
~q
(pàq)Ù~q)
~p
((pàq)Ù~q) à~p
T
T
T
F
F
F
T
T
F
F
T
F
F
T
F
T
T
F
F
T
T
F
F
T
T
T
T
T

Argumen di atas disebut Tollens / indirect reasoning / law of contraposition.

VI.            LOGIKA PEMBATASAN DARI PROPORSIONAL

Perhatikan argument klasik yang kita kenal ini :
Semua Pria adalah Ayah
Roni adalah Pria______________     
Roni adalah AYah
Kita tahu bahwa argument tersebut adalah argumen  valid jika berupa syllogism valid. Dapatkah kita membuktikan ke-valid-an tersebut dengan menggunakan logika proporsional?
Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kali kita menuliskan argument sebagian skema
Sehingga skema argument adalah :


Perhatikan bahwa tidak ada hubungan di dalam premises atau kesimpulan sehingga setiap premises dan setiap kesimpulan harus mempunyai variable logical yang berbeda. Juga , logika preposisional tidak mempunyai provisi untuk quantifier sehingga tidak ada cara  untuk menunjukkan quantifier “semua“ di dalam premise pertama. Satu-satunya representasi argument ini di dalam logoka proporsional adalah di atas dari tiga variable yang bebas.
Untuk menentukan argument tersebut valid, erhatikan table kebenaran dari tiga variable bebas untuk keseluruhan kemungkinan kombinasi dari T dan F yang ditunjukkan dalam table berikut :

Tabel Kebenaran untuk skema p,q;

p
q
r
T
T
T
T
F
F
F
F
T
T
F
F
T
T
F
F
T
F
T
F
T
F
T
F

Baris kedua dari table benar ini menunjukkan argumen untuk tidak valid karena premises benar sementara kesimpulan salah.

Validitas dari argumen ini harus “tidak” diinteprestasikan seperti arti kesimpulan yang tidak benar. Seseorang akan menentukannya sebagai argumen yang benar, Ketidak-valid-an sederhana berarti bahwa “argument tidak dapat dibuktikan dibawah logika proporsional”. Misalnya, kita akan memberi atribut pada beberapa arti “semua” dan mempertimbangkan “men” sebagai bentuk jaman dari “man”. Namun demikian, syllogism dan kalkulus proporsional tidak memungkinkan struktur preposisi internal untuk diuji. Batasan ini dibatasi oleh logika predikat dan argumen valid di bawah logika predikat. Kenyataannya, seluruh logika syllogistic  merupakan subset yang valid dari order pertama logika predikat dana dapat dibuktikan dengan valid dibawahnya.

Satu-satunya bentuk syllogistic yang valid dari preposisi adalah :

Jika roni adalah Pria, kemudian Roni adalah Ayah.
Roni adalah Pria__________                                
Roni adalah Ayah

Lihat :

        p = Roni adalah Pria
   q = Roni adalah Ayah
Argumen ini akan menjadi :





VII.            LOGIKA PREDIKAT ORDER PERTAMA KALI

Representasi 4 kategori silogisme menggunakan logika predikat

Bentuk
Skema
Representasi Predikat
A
Semua S adalah P
("x) (S(x)àP(x))
E
Tidak S adalah P
("x) (S(x)à~P(x))
I
Beberapa S adalah P
($x) (S(x)àP(x))
O
Beberapa S bukan P
($x) (S(x)à~P(x))

Kaidah Universal Instatiation merupakan state dasar, dimana suatu individual dapat digantikan (disubsitusi) ke dalam sifat universal.

Contoh :
Misal, f merupakan fungsi proposisi :
                                ("x) f(x)
                \ f(a)

merupakan bentuk yang valid, dimana a menunjukkan spesifik individual, sedangkan x adalah suatu variabel yang berada dalam jangkauan semua individu (universal)

Contoh lain :                       ("x) H(x)
                                \ H(Socrates)

Berikut ini adalah contoh pembuktian formal silogisme:

Semua Pria adalah Ayah
Roni adalah Pria
Roni adalah Ayah
VIII.            SISTEM LOGIKA

Sistem logika adalah kumpulan objek seperti kaidah (rule), aksioma, statement dan lainnya yang diatur dalam cara yang konsisten.

Sistem logika mempunyai beberapa tujuan :
1.       Menentukan bentuk argumen.
Awalnya argumen logika tidak memiliki arti dalam semantic sense, bentuk yang valid pada dasarnya dapat dicapai jika validitas dari argumen tersebut dapat ditentukan.
Fungsi terpenting dari logika sistem adalah menentukan well formed formulas (wffs) dari argumen yang digunakan.

Contoh :                      
   All S is P         ….. merupakan wffs
           tapi….   All
                     All is S P         ….. bukan wffs
                     Is S all

2.       Menunjukkan kaidah inferensi yang valid.
3.       Mengembangkan dirinya sendiri dengan menemukan kaidah baru inferensi dan memperluas jangkauan argumen yang dapat dibuktikan.

Sistem logika dibangun melalui Sentential atau kalkulus proposisi, kalkulus predikat dst.
Setiap sistem disandarkan pada aksioma atau postulat, yang merupakan definisi mendasar dari sistem.  Suatu aksioma merupakan fakta sederhana atau assertion yang tidak dapat dibuktikan dalam sistem. Terkadang, kita menerima aksioma dikarenakan ada sesuatu yang menarik atau melalui pengamatan.
Sistem formal membutuhkan :
1.       simbol alfabet.
2.       suatu set finite string dari simbol tertentu, wffs
3.       aksioma, definisi dari sistem
4.       kaidah inferensi, yang memungkinkan wffs, A untuk dikurangi sebagai kesimpulan dari set finite G wff lain dimana G = {A1,A2,…An}. Wffs harus berupa aksioma atau teori lain dari sistem logis. Sebagai contoh : sistem logika dapat didefinisikan menggunakan modus pones untuk diturunkan menjadi teorema baru.

Jika terdapat argumen :
                        A1, A2, ……., AN; \ A

yang valid, maka A disebut teorema dari sistem logika formal dan ditulis dengan simbol     (metasymbol) yang menunjukkan wff adalah suatu teorema .
 

A1, A2, ……., AN       A

Contoh : teorema silogisme tentang Socrates yang ditulis dalam bentuk logika predikat.
 

 ("x) (H (x)àM(x)),   H(s)       M(s)

M(s) dapat dibuktikan dari aksioma di sisi kiri, hal tersebut menunjukkan aksioma
Suatu teorema merupakan tautology, ditunjukkan melalui G sebagai set null dimana wff selalu bernilai null dan tidak tergantung dari aksioma atau teorema yang lain.
Teorema dengan tautology ditulis dengan symbol     , misalnya      A.
Contoh :
 

                        Jika A º p Ú ~p maka     p Ú ~p

Suatu wff disebut konsisten atau satifiable jika interpretasi yang dihasilkan benar, dan disebut inkonsisten atau unsatisfiable jika wff menghasilkan nilai yang salah pada semua interpretasi.


IX.            RESOLUSI, SISTEM RESOLUSI dan DEDUKSI

Refutation adalah pembuktian teorema dengan menunjukkan negasi atau pembuktian kontradiksi melalui reductio ad absurdum. Melakukan refute berarti membuktikan kesalahan.
Contoh :
A à B
B à C
C à D
\A à D

Untuk membuktikan konklusi A à D  adalah suatu teorema melalui resolusi refutation, hal yang dilakukan :
                p à q    º    ~p Ú q
sehingga 
                Aà D    º    ~A Ú D
dan langkah terakhir adalah melakukan negasi
                 ~(~A Ú D) º     A Ù ~D

Penggunaan konjungsi dari disjunctive form pada premis dan negasi pada konsklusi, memberikan conjuctive normal form yang cocok untuk resolusi refutation.
Dari contoh di atas, penulisannya menjadi :
(~A Ú B) Ù (~B Ú C) Ù (~C Ú D) Ù A Ù ~D

                                      
Akar bernilai nill, menunjukkan kontradiksi. Sehingga melalui refutation dapat ditunjukkan konklusi asli (awal) adalah teorema dengan peran kontradiksi.

X.            SHALLOW DAN CASUAL REASONING

Sistem pakar menggunakan rantai inferensi, dimana rantai yang panjang merepresentasikan lebih banyak causal atau pengetahuan yang mendalam. Sedangkan shallow umumnya menggunakan kaidah tunggal atau inferensi yang sedikit.
Kualitas inferensi juga faktor utama dalam penentuan kedalaman dan pendangkalan dari penalaran. Shallow knowledge disebut juga experiment knowledge.


Contoh : Penalaran shallow
IF a car has
      a good battery
      good sparkplugs         conditional elements
      gas
      good tires
THEN the car can move

Pada penalaran shallow, tidak ada atau hanya terdapat sedikit pemahaman dari subjek, dikarenakan tidak ada atau hanya terdapat sedikit rantai inferensi.
Keuntungan dari penalaran shallow :
ü  Kemudahan dalam pemograman, yang berarti waktu pengembangan program menjadi singkat,
ü  program menjadi lebih kecil,
ü  lebih cepat
ü  biaya pengembangan menjadi murah.

XI.                RANGKAIAN FORWARD DAN BACKWARD

Chain (rantai) : perkalian inferensi yang menghubung-kan suatu permasalahan dengan solusinya.
Forward chaining :
ü  Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusi.
ü  Penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta.

Backward chaining :
ü  Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut.
ü  Tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya.

Contoh rantai inferensi :
gajah(x) à mamalia (x)
mamalia(x) à binatang(x)

·         Causal (sebab-akibat) Forward chain

gajah(clyde)



gajah(x)                                       mamalia(x)

                                                                                mamalia(x)                         binatang(x)

binatang(clyde)
·         Explicit Causal chain

gajah(clyde)

unifikasi
implikasi               gajah(clyde)                                       mamalia(clyde)
unifikasi
implikasi                                                                               mamalia(clyde)



Karakteristik Forward dan Backward chaining
Forward chaining
Backward chaining
Perencanaan, monitoring, kontrol
Diagnosis
Disajkan untuk masa depan
Disajikan untuk masa lalu
Antecedent ke konsekuen
Konsekuen ke antecedent
Data memandu, penalaran dari bawah ke atas
Tujuan memandu, penalaran dari atas ke bawah
Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi apa yang mengikuti fakta
Bekerja ke belakang untuk mendapatkan fakta yang mendukung hipotesis
Breadth first search dimudahkan
Depth first search dimudahkan
Antecedent menentukan pencarian
Konsekuen menentukan pencarian
Penjelasan tidak difasilitasi
Penjelasan difasilitasi

ü Forward Chaining







ü Backward Chaining



XII.                METODE LAIN DARI INFERENSI
ANALOGI
Mencoba dan menghubungkan situasi lama sebagai penuntun ke situasi baru.
Contoh : diagnosis medical (gejala penyakit yang diderita oleh seorang pasien ternyata sama dengan gejala yang dialami pasien lain).
Pemberian alasan analogis berhubungan dgn induksi. Bila induksi membuat inferensi dari spesifik ke umum pada situasi yang sama, maka analogy membuat inferensi dari situasi yang tidak sama.

GENERATE AND TEST
Pembuatan solusi kemudian pengetesan untuk melihat apakah solusi yg diajukan memenuhi semua persyaratan. Jika solusi memenuhi maka berhenti yg lain membuat sollusi yg baru kemudian test lagi dst.
Contoh : Dendral, prog AM ( artificial Mathematician), Mycin

ABDUCTION/PENGAMBILAN
Metodenya mirip dengan modus ponens


                                Abduction                           Modus ponens
                                p à q                                    p à q

q                                             p
                                \ p                                        \ q

Bukan argument deduksi yang valid. Berguna untuk kaidah inferensi heuristik.  Analogi,generate and test, abduction adalah metode bukan deduksi. Dari premise yg benar, metode ini tidak dapat membuktikan kesimpulan yg benar

Perbedaan  Forward Chaining,
 Backward Chaining dan Abduction

Inference

Start
Tujuan
FORWARD

BACKWARD

ABDUCTION
Fakta

Kesimpulan tdk pasti

Kesimpulan benar
Kesimpulan yang harus mengikuti

Fakta pendukung kesimpulan

Fakta yang dapat mengikuti


NONMONOTONIC REASONING
Adanya tambahan aksioma baru pada sistem logika berarti akan banyak teorema yang dapat dibuktikan. Peningkatan teorema dengan peningkatan aksioma dikenal dengan sistem monotonik. Suatu masalah dapat terjadi, jika diperkenalkan aksioma parsial atau komplit baru yang kontradikasi dengan aksioma sebelumnya. Pada sistem nonmonotonik, tidak perlu adanya peningkatan teorema yang sejalan dengan peningkatan aksioma.

XIII.                METAKNOWLEDGE
Program meta-DENDRAL menggunakan induksi untuk menyimpulkan baris baru dari struktur kimia.
Contoh : TEIRESIAS yg menambah pengetahuan secara interaktif dari expert

Tidak ada komentar:

Posting Komentar