KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Teori Organisasi Umum 1, yang berjudul “Konflik Dalam
Organisasi”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua, teman-teman yang
telah memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 1.
Makalah ini berisikan mencakup
tentang konflik dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi konflik pada
organisasi maupun individu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Organisasi adalah suatu tempat di
mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Organisasi
bisa terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang ingin dituju. Setiap
anggota yang ada di dalam organisasi, secara langsung ataupun tidak langsung
harus yakin dengan apa yang menjadi prinsip di dalam organisasi tersebut.
Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang ditentukankan dapat
berjalan dengan baik. Tetapi seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi
pasti pernah mengalami konflik. Baik konflik internal maupun konflik eksternal
antar organisasi atau anggota di dalamnya. Konflik yang terjadi bisa karena
permasalahan yang sangat sepele ataupun permasalahan yang benar-benar penting.
Adanya sekelompok orang di dalam
organisasi tersebut pasti juga terdapat beberapa pemikiran dan pendirian yang
berbeda-beda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu timbulnya konflik. Konflik
tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar. Konflik itu berkembang secara
bertahap. Jadi, jika konflik sudah teridentifikasi sejak awal, dicarikan
langkah penyelesaian yang lebih dini, maka relatif lebih mudah dalam penanganan
konflik. Kebijakan-kebijakan dan cara anggota berkomunikasi yang diterapkan
pada suatu organisasi sangat mempengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi
dalam mempertahankan anggota dan segenap unsurnya.
Konflik dalam organisasi sering
dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Oleh sebab itu, penanganan yang dilakukan
pun diarahkan kepada pernyelesaian konflik. Sebuah realita bahwa konflik
merupakan sesuatu yang sulit dihindari karena berkaitan erat dengan proses
interaksi manusia. Karenanya, yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi
bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak negatif bagi
organisasi. Akan tetapi tidak semua konflik merugikan, asalkan konflik tersebut
ditata dengan baik maka dapat menguntungkan organisasi. Dan semua anggota bisa
menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran dan bagian
pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap
anggota organisasi.
I.B. Maksud dan Tujuan
Pola pikir setiap manusia bisa
dituangkan dalam sebuah tulisan, dimana tulisan tersebut bisa mewakili apa yang
ingin disampaikan. Maksudnya adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca
tentang uraian konflik dalam organisasi. Agar ke depannya kita sebagai anggota
dari organisasi manapun, khususnya pembaca lebih memahami mengenai konflik
tersebut, dan juga mengakibatkan pembaca bisa menjadi lebih bertoleran dengan
sifat setiap individu dalam berkelompok. Tujuan terpenting dari penulisan
makalah ini ialah sebagai salah satu alternatif solusi konflik dalam organisasi
yang menyeluruh. Disisi lain agar pembaca dapat memaknai konflik yang biasa
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan
ini diharapkan dapat menjadi saran atau pesan yang bisa diambil manfaatnya
dalam menghadapi sebuah konflik dalam organisasi sehingga organisasi yang ada
dapat tetap hidup dengan jati dirinya untuk mencapai tujuan. Sebagai mahasiswa
dan pembaca yang baik, semoga dapat membaca dan memahami tulisan ini. Hal
tersebut juga merupakan bentuk partisipasi untuk bertoleran dan menerima
kekurangan sifat yang berada satu lingkup bersama. Khususnya makalah ini baik
dikonsumsi para kawula muda-mudi untuk menyelesaikan permasalahan di dalam
organisasi. Yang berakibat menebalnya mental kita untuk ikut dalam memahami
setiap manusia dengan segala keterbatasaanya.
I.C. Ruang Lingkup
Banyak sekali bahasan mengenai
konflik dalam organisasi. Namun tentunya tidak semua lingkup akan dibahas dalam
makalah ini. Ada beberapa sub bab yang akan dijabarkan sebagai salah satu topik
konflik dalam organisasi, antara lain adalah:
1. Apa itu konflik?
2. Apa jenis dan sumber konflik?
3. Bagaimana strategi penyelesaian konflik?
4. Apa saja teori motivasi?
BAB II
PEMBAHASAN
II.A. Konflik
Konflik berasal dari kata
kerja configere yang artinya saling memukul. Dilihat
dari sisi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu
menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa
dalam hal interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan
sehari-hari tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya,
setiap konflik dalam organisasi konflik selalu diasosiasikan dengan antara
lain, oposisi (lawan), kelangkaan, dan blokade. Di asumsikan pula bahwa ada dua
pihak atau lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. Kita
semua mengetahui pula bahwa sumber daya dana, daya reputasi, kekuasaan, dan
lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasi tersedianya terbatas. Setiap
orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha
memperoleh sumber daya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan
mendorong perilaku yang bersifat menghalangi oleh setiap pihak yang punya
kepentingan yang sama. Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi
terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat
disebut berada dalam kondisi konflik.
Konfliktidakterkaitdenganbagusataujelek,
konflikhanyalahfaktakehidupan.Yang
pentongadalahbagaimanakitamengelolakonflik.Tanpapertentanganopini, tidak aka
nada doronganmenujuperubahan, tidakadakemajuan, tidakadagerakmaju.Mengelolakonflikdisuatuorganisasiadalahketerampilanesensil.
Konfliktidakselaludimanifestasikandalamperselisihanterbuka,
teriakanatautanda-tanda lain yang mudahkelihatan.Instuisitandaakanmemberitahuandajikasesuatutidakberes.
Prnahkanandamelihatseseorangmemasukiruangandimanasuatuinsidenbarusajatejadidan
orangtersebutmenggunakanjari-jarinyasepertiguntinguntukmengisyaratkanbahwasuasananyabegitukentalsehinggasecaraharfiahharus
di potong.
II.B. Jenis dan Sumber Konflik
Jenis Konflik
- Konflik antara atau dalam (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)).
Misalnya saat seseorang menerima perintah yang berbeda
dari dua atasannya. Atasan yang satu menyatakan harus menjaga jarak antar
karyawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara atasan yang lain meminta
agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga ia kesulitan menjalankan
perannya.
- Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Misalnya tawuran yang terjadi antar sma 6 dan 70.
- Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Misalnya segerombolan pendemo di depan gedung dpr yang
mengakibatkan timbulnya tawuran antar polisi yang bertugas keamanan di sana.
- Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
- Konflik antar atau tidak antar agama.
Misalnya kita sering mendengar perbedaan pendapat
antar kelompok islam fpi dan muhammadiyah.
- Konflik antar politik.
Kubu anas dan kubu sby.
Sumber Konflik
- Faktor komunikasi
Misalnya pegawai lini memiliki wewenang dalam proses
pengambilan keputusan sementara staff lebih pada memberikan rekomendasi atau
saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staff merasa lebih
ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di kalangan pelaku organisasi karena
informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang
sebenarnya.
- Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
Misalnya dalam hubungan kerja, bagian pemasaran ingin
agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan dengan cara kredit.
Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus tunai agar posisi
keuangan perusahaan tetap stabil.
- Faktor yang bersifat personal
Misalnya di waktu yang sama, seseorang harus membuat
pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat
tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar.
- Faktor lingkungan
Misalnya seseorang yang harus menjual produk dengan
harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan
untuk ongkos sekolahnya.
II.C. Strategi Penyelesaian Konflik
- Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak
mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal
dengan istilah win-lose orientation.
- Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi
bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain
tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik
perdamaian.
- Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromi antara dominasi
kelompok dan kelompok lain untuk berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain
menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran positif, dengan alasan yang tidak
lengkap, tetapi memuaskan.
- Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua
belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving
approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
- Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok.
Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan
kelompok lain.
Terdapat juga cara bersikap untuk penyelesaian
konflik:
1. Bersikap proaktif
Setiap anggota tim
harus turut aktif dalam menyelesaian konflik secara proaktif.
2. Komunikasi
Komunikasi yang lancar dapat menghindari diri
dari kesalahpahaman sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan konflik yang
timbul.
3. Keterbukaan
Setiap anggota harus terbuka supaya
konflik tidak berlarut-larut dan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan
keterbukaan konflik yang terjadi dapat ditangani sehingga menjadi konflik yang
fungsional.
II.D. Teori Motivasi
Motivasi adalah proses yang
menjelaskan, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan. Sebaliknya
elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya .Semua konflik adalah masalah, tetapi tidak semua masalah itu konflik. Sering kali
kita berusaha menemukan solusi ketika kita belum memenuhi sesungguhnya penyebab permasalahan. Ini krena konflik didasari dari adanya emosi. Tidak ada satu jawaban
pun yang mudah, dan kitaperlu mendekati masalahnya, dengan pendekatkan type
pemikiran yang lateral dan lebih kreatif.
Memotivasi diri sendiri untuk mampu menjadikan sebuah masalah selesai adalah hal
yang terpenting, salah satu contoh adalah yakin dan berfikir positive
untuk bisa memecahkan suatu masalah di
lingkungan organisasi guna menghindari perpecahan atau konflik yang
semakin meluas. Adapun cara-cara yang
digunakan untuk membuat suatu konflik dapat tenang, yaitu :
1. Brainstorming
solusi
2 2. Mengefakuasi alternatif suatu konflik
3. Merancang pilihan
4. Mengimplementasikan solusi
5. Mencari umpan balik dan memantau hasil-hasil
Contoh tersebut adalah sebagian kecil dari suatu cara dalam memotivasi individu atau kelompok dalam memecahkan suatu masalah
yang sedang membelit.
Suatu masalah atau konflik tidak akan selesai jika semua anggota kelompok tidak dapat meng-singkronkan pikiran dan visi misi untuk mencapai kesejahteraan dalam sebuah tujuan organisasinya.
Maka itu diperlukan juga sebuah mediasi guna mencapai kesejahteraan tersebut.
BAB III
PENUTUP
III.A. Kesimpulan
Organisasi adalah suatu tempat di
mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Tetapi
seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik.
Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar. Konflik itu
berkembang secara bertahap. Yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi
bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak negatif bagi
organisasi. Dan semua anggota bisa menjadikan konflik dalam organisasi sebagai
sebuah pembelajaran dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran
yang berbeda pada setiap anggota organisasi. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya.
Dari pembahasan yang telah
disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran konflik dalam suatu
organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik
dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu
pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik
antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik
merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat
berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila
konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi. Yang terpenting
adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap
konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi.
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal,
mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap
positif dan kemampuan kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat
mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya
untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu
manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik
adalah dengan cara menimbulkan sikap dalam diri masing-masing, yaitu rasa
saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang
bisa menghindarkan kita dari permasalahan yang menyebabkan
terjadinya suatu konflik.
III.B. Saran
- Menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di selesaikan dengan baik.
- Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
- Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain.
- Motivasi rekan atau bawahan dengan apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan masalah.
- Menghargai setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan.
- Selalu berfikir positif setiap ada masukan pendapat.
- Menyelesaikan setiap masalah yang timbul sampai tuntas.
- Menghindari konflik dengan berkomunikasi baik sesama anggota.
- Memanfaatkan setiap ide atau pendapat yang masuk.
- Keterbukaan pada setiap anggota kelompok harus ada agar dapat menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak berlarut-larut.
DAFTAR PUSTAKA
Laacey, Hoda. (2003). How To
Resolve Conlict In The Workplace.Jakarta :Gramedia
=====================================
Tugas Sofskill 'Komunikasi Lisan' ini juga dapat dilihat di youtube :
klik di bawah ini :
klik di bawah ini :